Sidang pleno keempat Komite Pusat ke-20 Partai Komunis Tiongkok (CPC) diadakan di Beijing. Rekomendasi untuk Rencana Lima Tahun ke-15 (2026-2030), yaitu rencana pengembangan strategis negara untuk lima tahun ke depan, disetujui dalam sidang tersebut.

Meskipun dokumen akhir akan secara resmi dipresentasikan pada musim semi tahun 2026, sudah jelas bahwa Tiongkok sedang mengandalkan kemandirian teknologi, konsumsi domestik, dan modernisasi industri.

Poin Utama yang Dibahas:

1. Kemandirian teknologi merupakan prioritas

Tiongkok berupaya untuk mengurangi ketergantungannya pada teknologi Barat, terutama di bidang mikrocip, semikonduktor, dan kecerdasan buatan. Seperti yang tercantum dalam rekomendasi, negara harus memperkuat landasan ilmiah dan teknologi untuk pembangunannya sendiri.

2. Modernisasi industri

Pemerintah berencana untuk membangun sistem industri modern di mana manufaktur yang canggih akan menjadi tulang punggung perekonomian.

3. Permintaan domestik daripada ekspor

Beijing ingin agar masyarakat Tionghoa lebih banyak mengonsumsi produk dalam negeri, guna merangsang sektor ritel, jasa, dan bisnis domestik.

4. Tenaga produktif berkualitas tinggi yang baru

Fokusnya adalah pada industri yang inovatif: kecerdasan buatan, bioteknologi, komputasi kuantum, dan infrastruktur digital.

5. Pembangunan yang berkelanjutan dan pertumbuhan berkualitas tinggi

Penekanan kini beralih dari GDP semata ke kualitas perekonomian – efisiensi energi, ramah lingkungan, dan kemajuan teknologi.

Rencana Tiongkok untuk Lima Tahun ke Depan

Tiongkok menyebut periode dari tahun 2026 hingga 2030 sebagai “tahap kritis” dalam upaya mencapai ekonomi modern pada tahun 2035.

Area utama yang menjadi fokus adalah sebagai berikut:

  • Teknologi: Investasi besar-besaran dalam AI, cip, komputasi kuantum, bahan baru, dan otomatisasi produksi.
  • Manufaktur: Meningkatkan basis industri, beralih dari “pabrik dunia” menjadi produsen yang inovatif.
  • Konsumsi: Meningkatkan pendapatan rumah tangga, mendorong pertumbuhan sektor ritel, dan mengembangkan layanan keuangan.
  • Keterbukaan: Tiongkok tidak menutup diri, tetapi bertaruh pada otonomi ekonomi – sebuah model yang terintegrasi namun mandiri.
  • Pembangunan regional: mendukung kluster berteknologi tinggi di luar kota besar tradisional.

AI dalam Fokus

Kecerdasan buatan merupakan salah satu tema utama dalam rencana lima tahun. Beijing berencana untuk meluncurkan transformasi digital berskala besar di sektor industri, layanan publik, dan pendidikan. Hal ini tidak hanya melibatkan layanan cerdas, tetapi juga otomatisasi yang sebenarnya dalam manufaktur dan logistik berskala besar.

Kemandirian teknologi dalam AI seharusnya menjadi “perisai” terhadap pembatasan eksternal – AS terus membatasi pasokan cip dan komponen canggih. Oleh karena itu, Tiongkok secara aktif mengembangkan desainnya sendiri di bidang model, pusat data, dan semikonduktor. Hal ini diperkirakan akan memberikan dorongan yang signifikan bagi perusahaan dan startup AI di Tiongkok, namun di sisi lain, juga dapat meningkatkan kompetisi di pasar global.

Potensi Dampak pada Pasar Keuangan

1. Sektor teknologi adalah penerima manfaat utama. Saham produsen chip, startup AI, dan perusahaan infrastruktur digital di Tiongkok mungkin akan mendapatkan pendorong pertumbuhan baru.

2. Permintaan domestik dapat mendorong sektor konsumen – ritel, pariwisata, dan e-commerce.

3. Perusahaan industri juga ikut ambil bagian. Pemerintah berencana melakukan investasi berskala besar dalam peningkatan fasilitas dan otomatisasi pabrik.

4. Risiko: beban utang yang tinggi dari pemerintah daerah, masalah di pasar properti, dan potensi berlebihnya investasi negara tetap menjadi faktor ketidakpastian.

Secara keseluruhan, jika Tiongkok berhasil melaksanakan rencananya, negara tersebut berpotensi menjadi motor utama perekonomian teknologi global pada paruh kedua dekade ini.

Kesimpulan

Tiongkok sedang bersiap untuk fase baru: mengurangi peniruan dan lebih fokus pada penciptaan teknologi sendiri. Tujuan utama dari rencana lima tahun ini adalah untuk mewujudkan Tiongkok yang mandiri dan berteknologi tinggi, yang bergantung pada permintaan domestik dan inovasinya sendiri.

Rencana Lima Tahun ke-15 Tiongkok menggambarkan visi ambisius untuk masa depan Tiongkok, namun kesuksesannya akan bergantung pada kemampuan negara untuk menjembatani kesenjangan antara niat strategis dan implementasi praktis. Meskipun rekomendasi tersebut ambisius, situasi domestik tidak seoptimis yang mungkin terlihat. Pertanyaan utama masih mengemuka terkait pembiayaan, implementasi, dan koordinasi kebijakan. Tiongkok menghadapi tantangan domestik yang signifikan, termasuk permintaan konsumen yang lemah, masalah di sektor properti, dan utang pemerintah daerah yang terus meningkat. Secara eksternal, negara harus menangani sengketa dagang dan pembatasan teknologi, terutama dengan AS.