Trading Forex perlu eksekusi order yang cepat dan akurat. Namun, apa yang terjadi saat trader mengklik tombol “Buy” atau “Sell” di terminal MetaTrader? Mari kita analisis keseluruhan jalur order – mulai dari mengirim sampai eksekusi.

1. Mengirim Order dari Terminal Trading
Ketika trader mengirim suatu order (market atau pending) melalui MetaTrader, terminal mentransmisi permintaan tersebut ke server pialang. Di momen ini, terminal mengecek ketepatan order: Apakah di akun ada dana mencukupi dan apakah permintaan mematuhi restriksi yang sudah ditetapkan dan juga parameter trading. Kalau order tidak memenuhi salah satu parameter, order tidak akan dikirim lebih lanjut dan server pialang akan menolak untuk mengeksekusinya.
2. Mentransmisi Order ke Pusat Data Pialang
Setelah diverifikasi sudah tepat, order dikirim ke server pialang. Untuk mengurangi penundaan dan mempercepat eksekusi, pialang memakai pusat data yang bertempat di lokasi penting strategis di seluruh dunia (mis., New York, London, Singapura). MetaTrader memakai jaringan server terdistribusi untuk membawa order di sepanjang jalur ke pusat data terdekat, guna meminimalkan penundaan.
Apa yang terjadi pada order kalau pusat data gagal?
Kalau pusat data yang dilewati order mengalami masalah atau padam sementara, kemungkinan terjadi skenario berikut:
- Diarahkan ulang melalui server cadangan – MetaTrader memakai server dengan sistem terdistribusi, dan kalau ada satu pusat data yang mengalami masalah, order bisa otomatis diarahkan ulang ke yang lain.
- Penundaan eksekusi – kalau server cadangan kelewat penuh (overloaded), mungkin pemrosesan order tertunda sementara.
- Pembatalan order – Sebagai cara terakhir, kalau mentransfer permintaan tidak memungkinkan, order bisa dibatalkan atau dikembalikan ke terminal disertai pesan eror.
3. Mentransfer Order ke Penyedia Likuiditas
Tergantung model eksekusi pialang (A-Book atau B-Book), suatu order bisa:
- Tetap berada di pialang (kalau model B-Book, skema market maker yang dipakai);
- Order bisa ditransfer ke market antarbank (kalau pialang memakai model A-Book dan mentransfer trade ke penyedia likuiditas). Kalau order berlanjut ke market antarbank, order masuk ke ECN (Electronic Communication Network) atau penyedia likuiditas, yang akan mengeksekusinya di harga paling bagus yang tersedia.
Kapan penyedia likuiditas bisa menolak suatu order?
Penyedia likuiditas mungkin menolak suatu order karena beberapa alasan:
- Volatilitas tinggi: Kalau market bergerak terlalu cepat, harga mungkin sudah berubah sebelum eksekusi.
- Likuiditas tidak mencukupi: Kalau volume order di harga yang diminta tidak mencukupi, order tidak bisa dieksekusi.
- Pembatasan trading: Sebagian penyedia likuiditas membatasi eksekusi tipe order atau aset tertentu.
- Masalah teknis: Masalah koneksi, penundaan, atau eror sistem bisa menyebabkan suatu order ditolak.
Jika ditolak, order mungkin akan di-requote (ditawari harga baru kalau eksekusi instan) atau ditolak sepenuhnya.
4. Mengeksekusi Order
Saat order mencapai titik eksekusi terakhir (broker atau penyedia likuiditas), order dieksekusi di harga pasar saat ini. Kalau memakai teknologi Market Execution, trader mendapat harga tersedia yang paling dekat. Kalau memakai Instant Execution, pialang bisa saja mengeksekusi order di harga yang tertera atau menolaknya kalau kuotasi berubah.
5. Mengonfirmasi Eksekusi dan Umpan Balik
Setelah eksekusi order, informasi tentang transaksi tersebut dikembalikan lagi lewat jalur yang sama: Dari penyedia likuiditas (atau broker) ke pusat data, lalu ke server trading pialang, lalu ke terminal trader. Keseluruhan operasional ini memakan waktu milidetik, tapi akurasi dan kecepatannya tergantung pada kualitas infrastruktur pialang. Perlu diketahui juga bahwa saat volatilitas tinggi di tipe market broker execution, order mungkin dieksekusi dengan slippage.
Ini terjadi karena, saat volatilitas tinggi, harga berubah lebih cepat daripada pergerakan order di sepanjang jalur pengecekan dan eksekusinya. Contoh lain yang langka terjadi adalah ketika trader mendapat stop-loss (order pending market) saat publikasi berita, tapi selagi order dieksekusi di server, harga berubah tajam dan menguntungkan trader, dan harga baru saat ini kembali ke terminal bersama hasil profit.
Rantai pemrosesan order di MetaTrader
Untuk memvisualisasikan keseluruhan proses, kita bisa membaginya menjadi tahapan berikut:
- Server pialang mengecek order untuk memastikan order memenuhi ketentuan trading.
- Pusat data pialang – mentransfer order ke pusat data terdekat untuk meminimalkan penundaan.
- Penyedia Likuiditas/ECN (untuk A-Book) atau pemrosesan di pialan/in-broker (untuk B-Book).
- Eksekusi order – di harga market di sisi pialang atau penyedia likuiditas.
- Data umpan balik – informasi mengenai trade yang dieksekusi dikembalikan lagi melalui jalur yang sama.
Penutup
Jalur order di MetaTrader merupakan proses rumit dan cepat yang mencakup beberapa tahap: Verifikasi, mentransfer ke pusat data, kemungkinan mengirim ke market antarbank, dan eksekusi final. Semakin dekat server pialang ke pusat data utama, semakin cepat order dieksekusi, yang penting sekali bagi scalper dan trader algoritma. Memilih pialang yang bisa diandalkan dengan infrastruktur bagus merupakan kunci keberhasilan trading.