Swiss Franc (CHF) secara tradisional dianggap sebagai salah satu mata uang paling andal dan stabil di dunia, yang berperan sebagai safe haven bagi investor di masa-masa ekonomi dan geopolitik tidak stabil. Stabilitas ini karena beberapa faktor kunci yang inheren di Swiss dan kebijakan ekonominya.
Alasan Kestabilan Swiss Franc:
Netralitas dan stabilitas politik
Swiss dikenal karena kebijakannya netral yang sudah berlangsung lama, yang memungkinkan negara ini terhindar terlibat dalam konflik internasional. Swiss sudah tidak pernah terlibat dalam perang sejak 1815, dan kebijakan netralnya yang sudah berlaku sejak lama menjadikannya mercusuar stabilitas di dunia yang sering tersandung konflik. Netralitas ini meluas ke sistem finansialnya, yang dipandang sebagai tempat berlabuh aman untuk modal dalam masa yang penuh gejolak.
Ekonomi kuat dan terdiversifikasi
Swiss punya sektor industri kuat yang dikenal memproduksi produk berkualitas tinggi, termasuk peralatan listrik, farmasi, dan jasa keuangan. Diversifikasi ekonomi ini mengurangi ketergantungan pada faktor-faktor eksternal dan berkontribusi pada stabilitas mata uang nasionalnya.
Inflasi rendah
Swiss secara historis menjaga tingkat inflasi tetap rendah, yang membantu menjaga daya beli franc dan mendongkrak kepercayaan investor. Franc yang kuat menurunkan biaya impor barang dan jasa, terutama minyak dan gas alam, yang membantu menjaga inflasi domestik tetap aman.
Kebijakan moneter SNB konservatif.
Swiss National Bank (SNB) memiliki kebijakan inflasi rendah dan suku bunga stabil, menguatkan kepercayaan ke franc. Regulator berupaya menjaga tingkat inflasi tahunan rata-rata agar lebih rendah daripada negara lain, yang berkontribusi terhadap stabilitas mata uang untuk jangka panjang.
Sektor keuangan sudah maju
Bukan rahasia lagi bahwa sektor perbankan Swiss dianggap sebagai salah satu yang paling andal di dunia. Mengapa demikian:
-
Regulasi kencang dan persyaratan modal ketat (Dengan menjaga tingkat modal dan likuiditas selalu tinggi, bank-bank Swiss tetap tangguh di saat krisis. Bahkan setelah Credit Suisse bangkrut di 2023, Swiss mampu untuk cepat stabil kembali berkat dukungan dari pemerintah dan SNB).
-
Infrastruktur finansial maju (Swiss punya sistem keuangan modern dan akses ke market terkemuka dunia.)
-
Level kepercayaan tinggi (Negara menjamin deposit sampai dengan CHF 100.000, yang meningkatkan kepercayaan konsumen).
-
Diversifikasi aktivitas perbankan sangat luas (Bank-bank mengembangkan manajemen kekayaan dan jasa investasi secara luas). Negara ini juga menjadi pusat manajemen dana investasi dan ekuitas swasta.
-
Kepercayaan dan kerahasiaan bank (Secara historis, bank-bank Swiss sudah terkenal karena hukum kerahasiaan bank yang ketat. Meskipun sejak 2017 Swiss bergabung ke standar internasional Automatic Exchange of Tax Information (AEOI), level kerahasiaan tetap lebih tinggi daripada negara-negara lain).
Dampak Risiko Geopolitik dan Ketidakpastian Tarif
Dengan terpilihnya kembali Donald Trump untuk masa jabatan kedua di 2024 dan rencananya menaikkan tarif barang impor, termasuk produk-produk dari China, sudah muncul kekhawatiran akan dampak yang mungkin muncul akibat langkah-langkah ini pada ekonomi global dan khususnya Swiss. AS adalah pasar ekspor terbesar Swiss, sekitar 20% dari keseluruhan expor Swiss. Kenaikan tarif bisa berdampak negatif ke ekonomi Swiss, yang merupakan kekhawatiran State Secretariat for Economic Affairs (SECO).
Akan tetapi, meski ada risiko-risiko eksternal ini, Swiss franc kemungkinan akan tetap stabil. Historisnya, franc menguat selama terjadi ketidakpastian global karena para investor mencari aset safe-haven. Walaupun ekonomi Swiss berjuang karena adanya tarif baru ini, permintaan global untuk franc sebagai “mata uang safe-haven” bisa mengimbangi efek negatif ini, yang menjaganya stabil. Chairman Swiss National Bank, Martin Schlegel, mengatakan bahwa franc kemungkinan akan tetap menjadi safe haven bagi investor saat ada ketidakpastian, dan negara juga sudah siap menghadapi tantangan ini.
Mata Uang Safe-Haven Lainnya
Selain franc Swiss, ada mata uang lain yang oleh investor dianggap sebagai safe-haven:
-
Dollar AS (USD)
Meski ada masalah ekonomi domestik, US dollar tetap menjadi mata uang cadangan utama dunia. Di masa-masa krisis, investor sering memindahkan dananya ke aset berdenominasi dollar seperti obligasi pemerintah AS.
-
Yen Jepang (JPY)
Yen dipandang sebagai salah satu mata uang paling andal di Asia, sebagian besar karena tingginya tabungan negara dan stabilitas ekonomi Jepang. Di masa turbulensi market, tradisi investor adalah membeli yen.
-
Euro (EUR)
Meski zona Euro menghadapi tantangan ekonomi dan politik domestik, EUR tetap menjadi mata uang cadangan dunia terpenting nomor dua dan dianggap sebagai aset yang relatif safe-haven di saat-saat tidak pasti.
-
Dollar Singapura (SGD)
Karena ekonominya stabil dan regulasi keuangan ketat, dollar Singapura menarik investor, terutama di Asia.
-
Krona Norwegia (NOK)
Norwegia punya ekonomi yang stabil, utang pemerintah rendah, dan cadangan sumber daya alam yang signifikan, yang menjadikan mata uangnya menarik saat terjadi instabilitas.
Penutup
Banyak investor sedang mencari bermacam-macan mata uang safe-haven untuk menjaga modal mereka. Swiss Franc layak dianggap sebagai safe haven top berkat kombinasi stabilitas politik, ekonomi yang kuat, kebijakan moneter konservatif, dan sektor keuangan yang maju. Meski ada risiko geopolitik dan ketidakpastian tarif karena kebijakan AS mungkin menekan ekonomi Swiss, riwayat franc yang tangguh dan daya tariknya bagi investor menunjukkan bahwa stabilitasnya akan berlanjut ke masa mendatang. Di saat yang sama, investor mungkin mempertimbangkan mata uang safe-haven lain seperti dollar AS, yen Jepang, euro, dollar Singapura, dan krone Norwegia untuk mendiversifikasi posisinya di kancah ketidakpastian global.