Konflik India-Pakistan adalah salah satu konfrontasi geopolitik terpanjang dan paling berbahaya dalam sejarah kita. Awalnya dimulai pada 1947 ketika India yang dikuasai Inggris terbagi menjadi dua negara independen: India dan Pakistan. Penyebab utamanya adalah perselisihan antara kawasan Jammu dan Kashmir, di mana warga Muslim mayoritas berpadu dengan penguasa Hindu yang memutuskan bergabung ke India.
Sejak itu, India dan Pakistan sudah tiga kali perang besar (1947, 1965, 1971) dan banyak terjadi pertikaian bersenjata. Yang paling meresahkan adalah kedua negara ini berkekuatan nuklir, yang meningkatkan dramatis risiko terhadap stabilitas global.
Penyebab utama konflik antara lain:
- Sengketa kepemilikan Kashmir.
- Ketegangan relijius (Hindu di India dan Islam di Pakistan).
- Pemain eksternal ikut campur dan meningkatkan ketegangan (mis., Amerika Serika, China, Rusia).
- Masalah identitas nasional dan integritas teritorial.
Sampai saat ini, konflik terus mendidih dalam bentuk baku tembak di perbatasan, serangan teroris, dan skandal diplomatik.
Konflik kini mungkin berkobar dengan kekuatan baru. India sudah memblokade aliran Sungai Indus menuju Pakistan dengan menutup keempat pintu air yang mengendalikan arus air melalui bendungan dan kanal. Pakistan sebelumnya mengatakan akan menganggap upaya apa pun dari India untuk menghentikan atau mengalihkan aliran Sungai Indus sebagai tindakan perang. Pakistan tergantung pada air dari Cekungan Indus untuk lebih dari 80% pertaniannya dan sekitar sepertiga tenaga air (hydropower).
Pakistan menutup wilayah udaranya bagi India dan mendeklarasikan persona non grata bagi para penasihat pertahanan, angkatan laut, dan angkatan udara India. Sebaliknya, New Delhi berkata akan menghentikan pemberian visa bagi warga Pakistan dan membatalkan visa yang sudah dikeluarkan. Relasi antara kedua negara tereskalasi karena serangan teroris pada 22 April 2025 di wilayah sekutu India Jammu dan Kashmir.
Potensi Dampak ke Market Finansial Jika Terjadi Perang Besar-Besaran
Eskalasi konflik ini ke level perang besar antara India dan Pakistan mungkin berimplikasi luas bukan hanya di kawasan Asia Selatan, tapi juga ke market keuangan global. Mari kita pertimbangkan skenario dampak kunci:
1. Market Foreign Exchange (Forex)
- Rupee India (INR) dan Rupee Pakistan (PKR) mungkin akan mengalami penurunan tajam.
- Permintaan untuk safe haven meningkat — mata uang seperti Yen Jepang (JPY), Franc Swiss (CHF), dan Dollar US (USD) — secara tradisional meningkat selama kekacauan geopolitik.
- Mata uang emerging market yang menurun di kawasan (mis., real Brasil, lira Turkiye, rand Afrika Selatan) karena efek “risk sell-off”.
2. Indeks saham
- Sensex dan Nifty 50 India akan menunjukkan penurunan tajam di tengah kaburnya investor.
- Market global juga akan merasakan pukulan ini. Market Asia — Nikkei 225 (JP225), Hang Seng (HK50), dan Kospi (Korea Selatan) — akan menjadi yang paling menderita.
- Kalau China (sekutu Pakistan) atau AS (berpotensi menjadi pendukung India) terlibat, ekspektasinya bisa jadi akan ada gelombang koreksi di pasar global, termasuk S&P 500 dan Nasdaq.
3. Market Gold dan Komoditi
- Emas (XAU/USD) mungkin naik tajam karena investor mencari perlindungan dari volatilitas.
- Harga minyak mungkin naik, terutama kalau eskalasi berpengaruh ke jalur transportasi di seluruh Samudra Hindia dan Laut Arab.
- Perak dan platinum mungkin juga meraih support sebagai aset penyimpanan nilai alternatif.
4. Aspek Tambahan
- Rantai suplai global akan terdampak, terutama di IT (India salah satu pusat outsourcing terbesar) dan tekstil (Pakistan produsen kapas utama).
- Risiko stagflasi di negara-negara Asia di tengah kenaikan harga energi dan komoditi.
- Permintaan untuk surat utang pemerintah AS dan Jerman meningkat sebagai aset aman.
- Asia akan terdampak secara tidak proporsional karena kedekatan geografis dan hubungan ekonomi dengan India dan Pakistan. Negara-negara tetangga mungkin mengalami efek limpahan, termasuk arus pengungsi, disrupsi perdagangan, dan meningkatnya kekhawatiran keamanan. Dampak ke perdagangan regional dan investasi akan cukup besar, berpotensi memengaruhi perkembangan ekonomi regional.
Ketidakstabilan Geopolitik Meningkat
Perang skala besar antara India dan Pakistan akan meluas melampaui Asia Selatan, berpengaruh ke mata uang global, indeks saham, dan harga emas. Karena ketidakstabilan geopolitik terus berkembang, investor sebaiknya memonitor dengan saksama dinamika peristiwa ini di kawasan, mendiversifikasi portofolio, dan mempertimbangkan aset defensif sebagai bagian dari strategi investasinya.