Apa itu VIX?
Volatility Index VIX merupakan salah satu indikator ketakutan paling dikenal yang dipakai di pasar uang. Indeks ini mencerminkan ekspektasi investor dari volatilitas bursa saham selama 30 hari ke depan. Indeks juga dijuluki “indeks rasa takut” (fear index) karena kenaikan nilai VIX biasanya dikaitkan dengan meningkatnya ketidakpastian dan kepanikan di market.
Indeks ini dihitung berdasarkan options di S&P 500 Index dan diterbitkan oleh Chicago Board Options Exchange (CBOE). Esensi VIX adalah menunjukkan seberapa besar market berekspektasi S&P 500 Index berfluktuasi dalam waktu dekat.
Bagaimana Cara Kerja VIX?
Indeks VIX dihitung berdasarkan premium (harga) options – baik put maupun call – di S&P 500. Saat premium/harga options naik, trader berekspektasi terjadi swing besar di masa mendatang. Semakin besar permintaan akan strategi defensif, semakin tinggi nilai VIX.
Fitur kunci VIX adalah indeks ini tidak memprediksi arah market. Indeks hanya memberi tahu kekuatan swing yang diekspektasikan. VIX yang naik mengindikasikan ekspektasi volatilitas naik, sementara VIX yang turun mengindikasikan market tenang. Akan tetapi, seharusnya trader sering-sering memakai VIX sebagai pendahulu bursa saham yang akan terjun atau terbang. Dan ada alasannya. Karena lonjakan volatilitas tajam biasanya menyebabkan indeks saham terjun. Kenapa? Karena market lebih aktif menjual besar-besaran (sell-off) daripada membeli balik (buy back). Anda bisa melihat seberapa lambat bursa saham naik dan seberapa cepat sell off terjadi.
Puncak VIX Historis
VIX punya korelasi terbalik yang jelas dengan pasar saham: ketika pasar jatuh, VIX cenderung naik tajam. Ini momen-momen kunci ketika VIX mencapai ekstrem:
- 2008 (krisis finansial): VIX mencapai rekor high – hampir 80 poin.
- Maret 2020 (COVID-19): Melonjak di atas 60 lagi karena market crash di tengah pandemi.
- Maret 2024 (perang tarif): Melonjak di atas 40 berlatar tarif global yang dikenakan pemerintah AS, penundaan tarif selama 90 hari, dan perang tarif dengan China.

Selain VIX, ada alat bantu lain untuk melacak volatilitas:
Indikator |
Deskripsi |
VVIX | Volatility VIX itu sendiri jadinya seperti “volatilitas volatilitas”. Bermanfaat untuk menilai seberapa volatil ekspektasi market itu sendiri. |
MOVE Index | Sejalan dengan VIX, tapi untuk pasar bond (US treasuries). Melacak volatilitas yields. |
CBOE SKEW Index | Mengestimasi probabilitas peristiwa ekstrem (black swan) di market. |
ATR (Average True Range) | Indikator teknikal yang bisa diterapkan ke instrumen apa pun, termasuk mata uang. Ini menunjukkan luas ayunan rata-rata fluktuasi harga. |
Historical Volatility (HV) | Historical volatility atau volatilitas historis didasarkan pada harga di masa lalu, terbalik dengan VIX yang didasarkan pada ekspektasi. |
Implied Volatility (IV) | Implied volatility untuk options tertentu. Sering dipakai dalam menganalisis saham individual atau options mata uang. |
Koneksi VIX ke Forex dan CFD
Meski VIX langsung tersambung ke S&P 500 Index A.S., pengaruhnya meluas jauh melampaui market itu. Ini punya dampak signifikan mengenai perilaku pelaku pasar Forex dan trading indeks CFD, yang aktif dipakai oleh banyak trader retail.
Trading CFD di indeks saham global tersedia di platform forex dan VIX menjadi indikator yang sangat bermanfaat untuk menilai potensi volatilitas dan arah instrumen-instrumen ini.
Indeks CFD yang paling sensitif terhadap perubahan VIX:
- US500 (CFD untuk S&P 500) — korelasi langsung, jatuh tajam kalau VIX naik.
- US100 (NASDAQ) lebih volatil dan sering bereaksi lebih kuat daripada S&P 500.
- US30 (Dow Jones) — juga menunjukkan korelasi terbalik kuat dengan VIX.
- DE40 (DAX) — sensitif terhadap level keseluruhan risiko global.
- UK100 (FTSE) — kurang volatil, tapi merana juga kalau VIX naik.
- JP225 (Nikkei) — selama periode perkembangan VIX, ini sering tersandung karena yen menguat.
Saat VIX melonjak, trader sering mengambil profit dan keluar dari saham indeks, mengakibatkan indeks untuk CFD terkoreksi atau ambruk.
Pasangan mata uang yang harus diperhatikan saat VIX melonjak:
- USD/JPY — umumnya menurun karena Yen dianggap sebagai safe haven.
- AUD/JPY, NZD/JPY, CAD/JPY — sengsara karena para investor keluar dari mata uang berisiko.
- EUR/USD — mungkin menunjukkan volatilitas meningkat tergantung sifat turbulensi market.
- USD/CHF — permintaan untuk franc juga naik di kala market stres.
💡 Perhatikan korelasi antara VIX dan cross rates, terutama yang melibatkan JPY dan CHF.
Cara Memakai VIX dalam Strategi Trading
Memakai VIX dalam strategi trading bisa menjadi alat hebat untuk menilai risiko market, mengidentifikasi tahapan market, dan memilih taktif entry/exit.
Ini beberapa pendekatan praktis untuk memakai VIX sebagai bagian sistem trading:
Prinsip Dasar: VIX adalah barometer rasa takut.
- VIX rendah = market tenang, waktu yang tepat untuk strategi yang mengikuti tren.
- VIX tinggi = panik, volatilitas tinggi — strategi berlawanan dengan tren atau defensif lebih bagus.
Contoh strategi trading dengan VIX
1. Filter risiko untuk strategi lain
Pakai VIX sebagai filter:
- VIX < 20 – bisa membuka posisi jangka menengah dan memakai strategi tren dengan lebih agresif.
- VIX 25-30 – sinyal waspada: mungkin ada outlier kuat, terutama di indeks dan pasangan mata uang dengan JPY dan CHF.
- VIX > 40 – jangan masuk ke market atau hanya trading di timeframe pendek dengan volume minimal.
2. Strategi yang berlawanan dari ekstrem
Saat VIX mencapai ekstrem:
- VIX > 40-45 — sering panik di dasar. Banyak trader mencari untuk melakukan long indeks dan short mata uang defensif.
- VIX <13-14 — market kelewat percaya diri. Anda bisa siap-siap ada koreksi dan membuka posisi short untuk indeks atau long untuk aset defensif.
Wajib mengonfirmasi via price action atau level teknikal — VIX bukan sinyal untuk deal!
3. Entry untuk VIX turun setelah melonjak
Setelah naik tajam di VIX dan pullback susulan, Anda bisa mencari poin masuk untuk melakukan long di indeks dan kembali ke risiko di pasangan mata uang (mis., AUD/JPY, NZD/JPY). VIX biasanya menurun lebih cepat daripada market pulih, memungkinkan entri di tahap awal pembalikan.
4. Sinyal Exit
Kalau Anda melakukan long di bursa saham atau mata uang berisiko, lalu VIX mulai naik tajam — ini alasan untuk mengunci profit atau hedge. Pakai VIX sebagai filter stop: Kalau tembus level tertentu (mis., 25), strategi dijeda atau profit diambil.
Kombinasi dengan indikator lain
Indikator |
Peran |
ATR / Volatility Bands | Konfirmasi volatilitas real di instrumen |
S&P 500 atau indeks lain | Membandingkan perilaku indeks dengan volatilitas |
MACD, RSI | Membantu mengidentifikasi poin entry untuk pembalikan di VIX tinggi |
Volume | Strong movements on high VIX are often accompanied by increased volume |
Contoh strategi simpel:
- Kondisi entry long NASDAQ (US100):
- VIX > 35 → lalu turun selama 3 hari berturut-turut.
- Harga NASDAQ membentuk bottom di timeframe harian.
- RSI menembus zona oversold ke arah atas.
- Exit:
- VIX < 20
- RSI > 70 atau mencapai level resistance
Signifikansi VIX
VIX Index merupakan barometer kuat untuk sentimen market. Bagi trader, bisa berperan sebagai peringatan instabilitas yang akan terjadi dan peluang menghasilkan uang. Saat VIX naik, sebaiknya Anda lebih berhati-hati terhadap mata uang dan instrumen berimbal hasil tinggi dengan koefisien beta tinggi. Sebaliknya, VIX menurun menciptakan kondisi yang cocok untuk kembali memakai strategi berisiko. Untuk penilaian risiko lebih mendalam, disarankan memakai VIX berbarengan dengan indikator-indikator teknikal dan makroekonomi lainnya.