Minggu lalu, Swiss National Bank (SNB) menurunkan suku bunga kuncinya sekali lagi, dan sekarang berada di 0%. Apa artinya?

Berbeda dengan keyakinan umum, suku bunga nol tidak berarti pinjaman gratis atau kemurahan hati di sisi bank sentral. Ini sebuah pertanda. Pertanda bahwa ekonomi sedang melambat, inflasi sedang melemah, dan aktivitas konsumen sedang tidak mencukupi.
Untuk Swiss, dengan ekonomi yang stabil tapi tergantung ekspor dan modal, keputusan ini bukan keputusan yang spontan. Keputusan ini langkah strategis yang bertujuan mendukung permintaan, mencegah franc agar tidak menguat, dan membasmi risiko deflasi.
Apa itu Suku Bunga Nol dan Mengapa Diperlukan?
Suku bunga kunci merupakan tingkat di mana bank sentral meminjamkan uang. Ini menentukan suku bunga di mana bank komersial bisa meminjam dan mendepositokan uang di bank sentral. KPR, pinjaman, imbal hasil obligasi, dan kurs mata uang nasional semuanya tergantung padanya.
Ketika suku bunga turun ke 0%, artinya:
-
Lebih murah bagi peminjam yang meminjam uang (pinjaman bank, KPR).
-
Suku bunga deposit cenderung mengarah ke nol (dan kadang-kadang bahkan menjadi negatif).
-
Menjadi tidak menguntungkan bagi investor menyimpan uangnya di “brankas” — mereka dipaksa mencari imbal hasil dengan berinvestasi ke dalam ekonomi.
-
Mata uang nasional melemah, yang menjadikan ekspor makin kompetitif.
-
Akan tetapi, ini juga tanda ekonomi melemah: SNB menurunkan suku bunga karena inflasi tidak mencukupi dan permintaan domestik tidak berkembang.
Apa yang Terjadi Ketika Suku Bunga Negatif?
Swiss merupakah satu dari sedikit negara yang sudah menjalani suku bunga negatif sejak 2015. SNB menjaga suku bunga di -0,75% ketika itu. Apa yang kita lihat?
-
Bank kehilangan profitabilitas: margin deposit menyempit, memaksa bank mengenakan biaya kepada nasabah.
-
Franc tetap kuat meski suku bunga subnol (di bawah nol), karena dianggap “safe haven” bagi investor.
-
Real estate dan saham naik: uang murah mengalir ke dalam aset, menyebabkan harga-harga naik;
-
Inflasi ditekan: meski ada kebijakan stimulus, Swiss tetap berada di zona “inflasi rendah”.
Paradoksnya, bahkan suku bunga negatif tidak selalu berakibat inflasi. Kalau konsumen dan perusahaan pesimis, mereka tidak akan mulai menghabiskan uang dan berinvestasi lebih banyak; sebaliknya, mereka mulai berhemat, bahkan dengan imbal hasil nol atau negatif.
Jadi, Berapa Suku Bunga yang Optimal?
Tidak ada jawaban universal. Namun demikian, ada konsep “suku bunga netral” — level di mana ekonomi berkembang secara stabil dan inflasi mendekati level target (di Swiss, 2%).
Dalam kondisi normal:
-
Suku bunga netral di ekonomi berkembang sekitar 1,0–2,5%.
-
Kalau inflasi turun, suku bunga sebaiknya diturunkan.
-
Kalau inflasi naik, sebaiknya dinaikkan.
Dalam hal Swiss, yang sudah mengalami risiko deflasi (perkembangan harga melambat), suku bunga nol adalah upaya “menggoyang” ekonomi. Akan tetapi, mempertahankan suku bunga di level ini untuk jangka waktu lebih panjang akan berisiko — bisa berakibat gelembung pasar aset dan mengacaukan sistem keuangan.
Bagaimana Selanjutnya? Apakah Memungkinkan Suku Bunga Negatif Lagi?
Kalau inflasi terus menurun dalam beberapa bulan mendatang dan ekonomi global melemah, SNB mungkin kembali ke suku bunga negatif. Keputusan ini akan sangat berhati-hati tapi sangat mungkin, terutama kalau franc mulai menguat lagi.
Idealnya, Swiss ingin mengembalikan suku bunga ke wilayah positif, yaitu ke level setidaknya 0,5–1,0%, asalkan inflasi stabil dan pertumbuhan moderat.
Mengapa Credit Suisse Bangkrut? Apakah Karena Suku Bunga atau Hal Lain?
Credit Suisse tidak resmi bangkrut dalam arti tradisional (seperti Lehman Brothers di tahun 2008), tapi di pinggir jurang keruntuhan pada Mei 2023 lalu dibeli oleh UBS pada Juni 2023 dengan dukungan pihak berwenang Swiss. Alasan untuk ini jauh lebih mendalam dan rumit daripada dampak suku bunga saja.
1. Alasan utama — kesalahan manajemen sistemik dan strategi
-
Transaksi berisiko. Bank berulang kali rugi miliaran akibat proyek high-profile yang gagal:
-
Berpartisipasi dalam runtuhnya hedge fund Archegos Capital (2021): rugi lebih dari $5,5 miliar.
-
Berpartisipasi dalam pembiayaan perusahaan bermasalah Greensill Capital, yang akhirnya bangkrut (2021).
-
-
Budaya manajemen risiko lemah. Credit Suisse gagal mengidentifikasi dan mengelola risiko-risiko ini secara tepat waktu meski sudah ada tanda peringatan dan skandal sebelumnya.
-
Skandal dan hilangnya kepercayaan. Bank menjadi berita utama karena tuduhan pencucian, mendukung rezim yang dikenai sanksi, dan kebocoran data (contohnya, SwissLeaks). Semua ini menggerogoti kepercayaan investor dan klien.
2. Pelanggan meninggalkannya dan krisis kepercayaan
Setelah serangkaian skandal:
-
Pelanggan-pelanggan besar mulai menarik dana dan aset.
-
Di akhir 2022 dan awal 2023, bank kehilangan puluhan miliar franc di bawah manajemen dalam hitungan minggu.
-
Ini menyebabkan efek beruntun: semakin banyak yang meninggalkan, semakin besar kepanikan di kalangan pelanggan dan market.
3. Peran suku bunga
Suku bunga memainkan peran tidak langsung:
-
Di 2022–2023, siklus kenaikan tajam suku bunga mulai terjadi di seluruh dunia (termasuk Swiss), berakibat turunnya harga obligasi dan masalah lain untuk bank dengan portofolio sekuritas besar.
-
Akan tetapi, Credit Suisse tidak langsung menjadi korban naiknya suku bunga, tidak seperti Silicon Valley Bank di AS.
-
Masalah utama Credit Suisse bukan suku bunga, melainkan hilangnya kepercayaan dan kesalahan manajemen.
-
Suku bunga mungkin membuat situasi main rumit di tengah tekanan umum dalam sistem perbankan, tapi bukan akar penyebab.
4. Peran suku bunga
Mengapa UBS dan pihak berwenang menengahi?
-
Credit Suisse merupakan bank penting secara sistemik (terlalu besar sampai bisa gagal).
-
Kolapsnya bisa menyebabkan reaksi berantai di market keuangan.
-
Pemerintah Swiss mengorganisir deal darurat untuk menjual Credit Suisse ke UBS guna menstabilkan sistem dan mencegah kekacauan.
Apa Arti Suku Bunga Nol?
Suku bunga nol bukanlah hadiah, melainkan langkah putus asa. Ini dirancang untuk mendukung permintaan, melonggarkan tekanan mata uang, dan menghindari deflasi progresif. Tapi juga tanda yang mengkhawatirkan: Ekonomi butuh stimulus dan alat tradisional hilang efektivitasnya.
Credit Suisse kolaps bukan karena suku bunga, tapi karena akumulasi kesalahan bertahun-tahun dalam bentuk manajemen risiko, skandal, investasi gagal, dan hilangnya kepercayaan di kalangan pelanggan dan market.