Ketegangan antara Donald Trump dan Chairman Federal Reserve Jerome Powell memanas lagi. Donald Trump, yang dikenal dengan pendekatan politiknya yang tidak konvensional, sekali lagi menyerukan agar suku bunga segera diturunkan, sementara Federal Reserve, yang dipimpin Jerome Powell, tampaknya tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan ini. Situasi ini berkembang karena satu alasan: Kebijakan tarif Trump, yang bertujuan melindungi produsen Amerika, berisiko babak baru inflasi, yang pada gilirannya akan memaksa Fed untuk waspada.

Jadi, apa yang akan terjadi kalau Trump benar-benar mengambil langkah yang belum pernah dilakukan dan memecat Jerome Powell? Ayo kita coba simulasikan situasinya.

Kendala Hukum & Kelembagaan

Kita mulai dengan pertanyaan: Bisakah Trump memecat Powell kalau itu yang diinginkannya?

Secara teknis, ya. Meski Fed dianggap sebagai lembaga independen, secara formal presiden punya hak untuk memberhentikan chairman “for cause” (mis., karena “inkompetensi”). Ini belum pernah terjadi dalam sejarah AS, tapi Trump sudah melanggar tradisi lebih dari satu kali.

Meski legalitas teknis pemecatan Powell masih tidak jelas, market tidak terlalu berfokus ke mekanisme tapi lebih ke pesannya: Kebijakan moneter dipolitisasi.

Ini mewakili pergeseran rezim — dari Fed yang independen ke Fed yang dipengaruhi secara politis. Sejarah mengajari kita bahwa erosi independensi bank sentral merupakan pertanda kunci menuju krisis mata uang, kejutan inflasi, dan hilangnya kepercayaan investor untuk jangka yang panjang.

Kepercayaan Terhadap Institusi: Fondasi Stabilitas

Diberhentikannya kepala Fed karena alasan politis akan menjadi pukulan serius untuk independensi bank sentral. Fed dipandang sebagai lembaga apolitik yang tugasnya menjaga stabilitas harga dan ketenagakerjaan selalu maksimum, bukan jadi calo keinginan politik yang berubah-ubah. Kalau dicampuri seperti itu akan menggerogoti:

  • Kepercayaan investor terhadap institusi AS: Kalau kepala bank sentral bisa diberhentikan karena alasan politis, bagaimana kita bisa yakin regulator lain dan aturan main akan stabil?
  • Kewenangan internasional AS: Peran dollar sebagai cadangan global dan safe haven tergantung pada keyakinan bahwa sistem ekonomi dan politik Amerika akan stabil. Ikut campur politik dalam urusan Fed bisa mengganggu kepercayaan tersebut.

Meskipun diberhentikan, Powell mungkin akan tetap berada di jajaran Direksi Fed, dan kepala yang baru tetap perlu dukungan mayoritas dari Federal Open Market Committee (FOMC).

Kebijakan Moneter: Inflasi vs. Suku Bunga

Kendala utama antara Trump dan Powell adalah suku bunga. Trump mendukung suku bunga segera diturunkan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Namun, kebijakan proteksionis Trump dan perang dagang sendiri merupakan faktor inflasi. Menurunkan suku bunga dalam situasi seperti ini bisa berakibat:

  • Ronde baru inflasi: Kalau kepala Fed baru yang ditunjuk Trump buru-buru menurunkan suku bunga tanpa mempertimbangkan risiko inflasi, bisa berakibat kenaikan harga dan penurunan daya beli dollar.
  • Membuat ekonomi overheat (kelewat panas): Stimulasi ekonomi yang berlebihan dalam kondisi ketenagakerjaan penuh bisa berakibat gelembung di market keuangan dan, sekali lagi, inflasi.

Apa Reaksi Markets terhadap Pergeseran dari Powell?

📉 1. Dollar AS

Reaksi jangka pendek:
Market kemungkinan menginterpretasikan pemberhentian Powell — atau bahkan tekanan serius dari White House — sebagai bentuk penyerangan terhadap independensi Fed. Ini bisa cepat menurunkan US dollar. Analis ING mengestimasi penurunan USD 3-4% dalam jangka pendek.

Kenapa? Karena kredibilitas kebijakan moneter AS merupakan fondasi status dollar sebagai cadangan. Kalau investor meyakini keputusan suku bunga mendatang dilatarbelakangi politik, kepercayaan terhadap aset berdenominasi USD bisa tergerus.

Gambaran umum jangka pendek:
Kalau Powell digantikan oleh figur yang lebih dovish, Fed mungkin mengadopsi kebijakan lebih longgar—terutama jika inflasi “direinterpretasi” bersifat transitori. Risiko ini mengukuhkan ekspektasi inflasi, memberi lebih banyak tekanan downward terhadap dollar.

📈 2. Market Ekuitas: Volatilitas

Reaksi risk-off awal:
Fed yang tiba-tiba digoyang bisa menyebabkan volatilitas ekuitas jangka pendek. Investor takut dengan ketidakpastian dan kredibilitas Powell sudah membantu mengokohkan ekspektasi. Indeks seperti S&P 500 dan Nasdaq mungkin mengalami pullback tajam saat pengumuman.

Reli kelegaan jangka menengah?
Di sisi lain, kalau hengkangnya Powell diikuti tanda-tanda jelas kebijakan moneter dovish — terutama pemangkasan suku bunga — maka ekuitas mungkin cepat pulih, terutama saham growth dan teknologi yang sangat sensitif terhadap suku bunga.

Akan tetapi, risikonya dua kali lipat:

  • kalau market mulai takut bahwa inflasi akan tetap lebih tinggi lebih lama
  • atau kalau aliran modal asing menurun karena dollar tidak stabil

… maka valuasi ekuitas mungkin akan mengalami tekanan berkelanjutan.

📈 3. Emas: Angin Pendorong Besar

Emas kemungkinan jadi pemenang terbesar relatif dalam skenario pemecatan Powell. Ini alasannya:

  • Dollar lebih lemah = harga emas lebih tinggi dalam USD.
  • Ketakutan inflasi = permintaan aset berwujud meningkat.
  • Hilangnya kredibilitas Fed = terjadi rush untuk instrumen safe-haven.

Menurunnya imbal hasil nyata, terutama kalau kurs nominal dibatasi selagi inflasi bertahan, akan menciptakan lingkungan “Goldilocks” untuk emas. Hal yang realistis adalah mengharapkan emas mengetes atau bahkan melewati $3,500/oz dalam skenario seperti itu atau lebih tinggi.

Kesimpulan

Kelas Aset Dampak yang Kemungkinan Terjadi kalau Powell Dipecat
USD 3–5% (jangka pendek), risiko struktural downside
Aset berisiko (EUR, GBP, AUD) 1–3% (jangka pendek), berkembang di tengah lemahnya US dollar
Indeks saham (US500, US100, US30) dalam jangka menengah kalau diikuti pemotongan suku bunga, tapi volatile
Emas (XAU/USD) ↑↑ Kasus Bullish (dollar lemah + takut inflasi)
Treasuries Imbal hasil (terutama yang long) di tengah kekhawatiran inflasi

Pemecatan Jerome Powell oleh Donald Trump bukan hanya pergantian personil. Ini berpotensi menjadi titik balik yang bisa berefek mendalam pada kepercayaan terhadap lembaga-lembaga AS, stabilitas sistem keuangan global, dan masa depan kebijakan moneter. Selain bermain api, harga langkah tersebut bisa jadi terlalu tinggi. Market, walaupun volatil, pada puncaknya akan mengarah ke stabilitas dan prediktabilitas. Permainan politik dengan bank sentral adalah cara paling bagus untuk menentukan keduanya.