Kalau agak familier sedikit dengan pasar valuta, Anda mungkin sudah pernah mendengar istilah “market sedang mode risk-on” atau sebaliknya, “semua sedang risk-off hari ini.” Terdengar seperti kata-kata kode untuk yang pro, tapi sebenarnya logikanya simpel: tentang sentimen investor.

Risk-On: Saat Market Berselera Risiko

Untuk trading intraday dan scalping, ini bukan “alat yang harus dipunyai”, tapi demi kenyamanan dan perlindungan penglihatan jangka panjang, filter cahaya biru (yang sudah terpasang di layar atau kacamata) adalah tambahan yang sangat bagus agar bisa memilih tema warna untuk chart dengan tepat. Disebut mode risk-on ketika uang aktif mengalir ke aset yang lebih menguntungkan tapi berisiko.

Apa artinya dalam praktik:

  • Saham dan indeks saham sedang naik.
  • Minyak, tembaga, dan komoditi jadi lebih mahal.
  • Yang disebut “mata uang berisiko” (AUD, NZD, dan CAD) sedang menang di pasar valuta.

Mari perhatikan bahwa:

AUD (Australian dollar) — terkait dengan komoditi dan China.
NZD (New Zealand dollar) — juga sensitif terhadap perdagangan global.
CAD (Canadian dollar) — sering berkorelasi dengan minyak.

Risk-Off: Ketika Investor Melarikan Diri ke “Safe Haven”

Sekarang bayangkan situasi sebaliknya: ekonomi global sedang melambat, konflik geopolitik sedang berkobar, perang dagang terus bermunculan, dan bank-bank sentral global (Fed, ECB, BoE, BoJ) mengubah kebijakan moneter mereka. Selama periode seperti ini, para investor menutup posisi berisiko dan melarikan diri ke tempat yang mereka yakini akan aman untuk uang mereka. Ini mode risk-off.

Ke mana modal mengalir di saat-saat seperti itu?

  • Emas dan obligasi pemerintah AS (treasuries) mulai banyak diminta.
  • Di Forex, “mata uang safe haven” menguat (USD, CHF, dan JPY).

Mari perhatikan bahwa:

USD (US dollar) — mata uang cadangan global
CHF (Swiss franc) — dianggap aset andal di Eropa
JPY (Japanese yen) — “pelindung” tradisional di masa-masa bergejolak

Bagaimana Penampakannya di Chart?

Contoh:

Linimasa:

  • 26.03.2025. Trump mengumumkan akan memperkenalkan tarif, yang pada dasarnya mengembalikan perang dagang di masa jabatan kepresidenannya yang pertama. Investor mulai menjual saham besar-besaran, mengakibatkan indeks saham menurun, termasuk Nasdaq 100 (US100) Technology Index. Ini menandai dimulainya “risk-off”, ketika investor tidak mau lagi mengambil risiko.
  • 02.04.2025. Trump mengumumkan besaran tarif dan tanggal akan berlaku. Mode “risk-off” meningkat dan mulai terjadi penjualan besar-besaran di kalangan investor dan hedge funds yang ingin menghindari risiko.
  • 09.04.2025. Trump mengumumkan moratorium tarif 90 hari. Investor dan funds beralih ke mode “risk-on” dan membeli saham-saham yang sempat turun, mengakibatkan indeks saham naik tajam.

Kertas Contekan: Mode Risk-On/Risk-Off

Rezim Market Yang Terjadi Simbol yang Mendapat Manfaat Simbol yang Kinerjanya
Kurang Bagus
Risk-On (Berselera Ambil Risiko) Investor bergerak ke ekuitas, komoditi, dan aset dengan imbal hasil lebih tinggi. AUD, NZD, CAD (mata uang komoditi)
EUR, GBP, indeks saham
USD, JPY, CHF
(mata uang safe-haven)
Risk-Off (Menghindari Risiko) Modal mengalir ke aset safe-haven, permintaan meningkat untuk obligasi dan emas USD, JPY, CHF (mata uang safe-haven)
Gold, Silver
AUD, NZD, CAD
(mata uang yang sensitif terhadap risiko), EUR, GBP, indeks saham

Risk-on/risk-off pada dasarnya adalah barometer sentimen investor secara keseluruhan. Bagi trader, ini bukan sekadar konsep teoretis, tapi alat praktis yang membantu mengartikan perilaku pasar dan memahami kenapa aset tertentu bergerak demikian pada waktu-waktu tertentu. Yang terpenting, selama pergeseran yang jelas antara rezim risk-on dan risk-off, analisis teknikal tradisional sering hilang efektivitasnya. Hanya mengandalkan pola chart tapi mengabaikan perkembangan makroekonomi dan geopolitik lebih luas akan menurunkan kemungkinan bisa mempertahankan profitabilitas yang konsisten di market.